Minggu, 29 Maret 2015

Pabrik Air Mineral tertua di negeri ini ada di Semarang?

9 tahun numpang hidup di Semarang sepertinya masih memalukan buat saya karena ternyata masih banyak yang belum saya tahu tentang sejarah kota ini. Khususnya untuk informasi sejarah Kota Lama Semarang. Padahal udah ga kehitung banget sudah berapa kali saya mengunjungi Kawasan Kota Lama. Dari yang sekedar lewat, ataupun memang mengantar saudara ataupun kawan dari luar kota yang kebetulan sedang berwisata di kota Semarang. Seperti tiga bulan lalu saya pernah dimintai tolong teman saya untuk meng-guide-in tamu teman saya dari Dispenda Kota Bekasi. Secara saya bukan guide, saya masih bingung harus menceritakan apa tentang Kota Semarang. Padahal kalo boleh dibilang saya suka jalan, tapi di Semarang sendiri.. Emm... Rada cupu sepertinya saya ini. Yang saya tau dan biasa orang tau tentang Kota Lama mungkin hanya Gereja Blendhug dan bangunan tua peninggalan Belanda. Tapi jika mau ditelusuri lagi, masih banyak sejarah Kota Semarang yang ada di Kota Lama ini yang mungkin sedikit terlupakan oleh masyarakat pada umumnya.
Nama Paberik Hygeia masih utuh hingga sekarang

Pelataran Pabrik Hygeia sekarang dipenuhi penjual Ikan Hias di area Pasar Johar
Bukti nyata bahwa Kota Semarang ini merupakan salah satu kota sentral yang sangat berpengaruh dalam perkembangan pemerintahan Belanda, khsusnya dalam bidang perdagangannya. Salah satunya adalah bukti jika di Semaranglah pabrik air mineral yang pertama kali ada di Nusantara. Inget ya, Nusantara. Bukan Indonesia. Kebayang dong, dari nama "nusantara" sendiri udah bisa dikira-kira seberapa tua umurnya. Yup! Nusantara adalah nama gugusan kepulauan tanah air ini pada jaman Majapahit, jauh sebelum berubah menjadi nama NKRI atau Indonesia. Dan jauh sebelum Tirto Utomo mendirikan Pabrik Air Mineral AQUA. Jadi jika AQUA adalah perusahaan air mineral yang pertama kali di Indonesia, maka sesepuh dari AQUA adalah HYGEIA. PABERIK HYHEIA di dirikan oleh seorang Belanda bernama Dr. H.F. Tillema pada tahun 1901. Pabrik itu ada di Semarang. Lebih tepatnya masih di dalam kawasan Kota Lama juga. Pada jamannya, pabrik air mineral HYGEIA sukses menjual 500.000 botol air mineral. Setelah Mr. Tillema berkeluarga, istrinya ikut bergabung dalam perusahaannya. Mereka mengembangkan HYGEIA sebagai air mineral botol untuk pertama kalinya.
Namun setelah tutup, sekarang PABRIEK HYGEIA hanya tinggal bangunan tua yang tak terurus. Pabrik yang terletak di dalam kawasan Pasar Johar ini sekarang lebih dikenal dengan pasar ikan hias. Karena di sekeliling pabrik itu sudah banyak berderet penjual-penjual ikan hias yang berjualan disana. Dan sampai sekarangpun kurang banyak diketahui siapa pemilik bangunan tua itu. Karena terabaikan begitu saja, pabrik itupun juga terlupakan oleh masyarakat akan masa kejayaannya pada jaman Belanda dulu.

Amazing AMED #2

 Perjalanan Denpasar-Amed yang awalnya saya kira nggak terlalu jauh (saya hanya memakai celana pendek dan sendal jepit doang), ternyata lumayan bikin panas pantat dan gosong karena jalan menuju kesananya pas siang bolong. Hampir 4 jam di perjalanan dengan naik motor dari Denpasar memberi banyak cerita buat saya. Walaupun saya dibonceng, tetep aja terasa panas dan pegelnya. Apalagi motor yang saya pakai itu adalah motor dapat minjem dari temen yang sedang pulang kampung ke Jawa dan motornya itu cowo banget yang jok nya menurun dan nggak nyaman banget buat saya (motor thunder-red). Dengan diantar sama salah satu kawan disana, Kak Pras, kami bertiga menggunakan motor ke Amed. Sepanjang jalan setelah memasuki daerah Karangasem, saya sering sekali melihat orang berjualan ikan asap di pinggir jalan. Bahkan masih ada yang mengasapi ikannya di pinggiran jalan itu. Saya kira disana jauh dari pantai, karena sepanjang perjalanan sampai disana jalannya berkeok-kelok naik seperti mau ke puncak. Tapi juga heran, "Kok bisa ada ikan asap sih? Emang ada laut disini?" Ngomong dalam hati sambil liat kanan kiri, nggak ada laut sama sekali. Semakin gelap, semakin pegel-pegel badan karena lama di jalan, membuat saya mulai nggak fokus dengan penglihatan saya alias ngantuk. Sampai nggak sadar kalo motor udah berhenti di depan sebuah cafe. Dan ternyata, itu sudah sampai di rumah Bli Komang. Yeay!!

Finally, nyampe juga disini
Setelah salaman temu kangen dan kenalan dengan teman saya Nicky, Bli komang meminta saya untuk meletakkan tas saya di salah satu gazebo di rumahnya. Rasa heran campur takjub melintas di benak saya. "Jadi. Rumah Bli Komang itu menyatu dengan cafenya? Keren gini gazebo-gazebonya, apalagi dengan lighting yang terkesan romantis. Pas banget." kata saya dalam hati.
"Bli, ini nggak apa-apa kita simpen tas disini?" tetiba temen saya Nicky, bertanya sama Bli Komang. Wajar sih Nicky tanya gitu, secara gazebo-gazebo di sampingnya masih ada beberapa bule yang sedang nongkrong makan disitu. Bli komang cuma senyum aja nanggepin pertanyaan si Nicky, malah manggil Kak Pras yang sedari datang tadi langsung masuk ke dalam dapur rumah Bli Komang meninggalkan saya.