Jumat, 15 Januari 2016

Mentari Pagi Pantai Boom Banyuwangi


 “Kapan mau kasih makan blog lu lagi, Let?” pertanyaan lucu dari salah satu temen, tapi sangat menyentilku. Ya, kalimatnya yang “kapan kasih makan blog lu” ini mengisyaratkan kalo aku sudah lama ga update blogku. *langsung ngintip postingan terakhir di bulan Agustus tahun lalu. Ebusetttt.. 5 bulan cuiyy!! Lamaa jugak ternyata. Haha. Hmm.. Sebenernya bukan aku vacum nulis sih, nulis mah tetep walaupun asal nulis juga (iseng corat-coret doang). Tapi emang selalu berakhir di draft aja. Beberapa bulan terakhir ini aku memang sedang malas untuk posting dan update blogku. Karena beberapa alasan tentunya. Klise! Hahaha. Padahal diwaktu-waktu itu aku banyak “jalan”. Beberapa trip dadakan dan non sistematis aku lakukan beberapa bulan terakhir itu. Tapi dasar males, mung ngetrap-ngetrip wae ra gelem nulise. Penyakit!
Oke, yang mana dulu nih yang mau diceritain? *kemudian ngorek-ngorek draftku lagi dan harus meres otak buat inget-inget sisa trip kemaren. Sisaaaa... Lu kate remahan roti? Hahaha. Banyuwangi! Mungkin pilihan bijaksana mulai update blog lagi. Yeah, tulisan pertama di tahun 2016. Ya, teringat kisah salah satu pagiku di Banyuwangi yang biasa aja sebenernya, hanya karena perjalananku kali ini sendirian dan akhirnya diasuh oleh Andri selama disana.



Pagi itu masih berat rasanya mata ini, tapi panggilan Andri memaksaku untuk melek dan bangun dari kasur. “Ayok, jadi nyunrise ta?” ucapnya membangunkanku. Di Banyuwangi aku numpang menginap di homestay tempat Andri tinggal. Cereett!! Jebul wes awan, Mbak!” seru Andri ketika menyingkap tirai jendela ternyata sudah lewat subuh alias sudah pagi. Mendengar suara Andri, akupun langsung bangun ikut melihat jendela.
“Ah, tapi masih keburu kok sunrise nya. Yuk, berangkat sekarang aja.” Akhirnya dengan hanya cuci muka tanpa gosk gigi (anggap saja nafas kami sudah harum mewangi dan muka tetep kece. Okesip!), kamipun berangkat menuju Pantai Boom untuk menikati sunrise disana. Benar saja, walaupun sudah terang tapi ternyata yang kami nantikan masih malu-malu untuk keluar. Dan mungkin karena waktu itu weekday, Pantai Boom masih tak begitu ramai. Hanya beberapa pengunjung saja yang datang untuk joging dan dua orang duduk santai di bangku-bangku pantai menanti mentari muncul dari peraduannya. Kupikir bangku-bangku pantai yang berjajar di pinggir pantai itu boleh bebas diduki, tapi setelah kuperhatikan lagi ternyata bangku-bangku itu ada yang menunggui alias harus bayar kalo mau duduk disana. Ealah..  
Pantai Boom letaknya tak jauh dari homestay, dekat pula dari pusat kota Banyuwangi. Bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi ataupun angkutan kota. Kata Andri, di dekat Pantai Boom sedang dibangun pelabuhan yang nantinya akan digunakan untuk sandar kapal-kapal pesiar dari dalam dan luar negeri. Ya, sesuai brandingnya Banyuwangi, The Sunrise of Java. Pemerintah dan Dinas Pariwisata Banyuwangi sepertinya sedang bekerja keras untuk mengembangkan dan gencar-gencarnya mempromosikan potensi pariwisata Banyuwangi. Dan selama di Banyuwangi tujuan kamipun mayoritas hunting sunrise ataupun sunset di tempat-tempat yang menawan. Halah. 
Sampai di bibir pantai pandanganku menyapu luas pemandangan di depan mataku. Melihat garis pantai yang luas dan langit dengan semburat jingga mentari mulai malu-malu muncul dari peraduannya. Kulihat jam di tanganku, masih jam 5 pagi. Tapi rasanya itu sudah jam 7 saking terangnya. Berbeda dengan daerahku yang masih gelap di jam yang sama seperti itu.

Nungguin matahari aja betah, apalagi nungguin kamu.. Ehhapasiih :p
Yeah, entah kenapa aku suka sekali dengan moment sunrise dan sunset. Seperti merasa ada sesuatu yang.. Aaahh... Tak bisa diungkapkan dengan bibir ini rasanya. Hahaa. Walaupun memang berat perjuangan untuk mengejarnya. Tapi tak seberat ngejar cinta kamu sih.. Eaaaakkk. Prett!! Tapi bagiku, selalu ada cerita dibalik penantiannya. Asik. Dan moment sunrise kali inipun aku tak lepas dari kejailan Andri. Yang kukira Andri membiarkanku duduk sendirian agar aku bisa sepuasnya menikmati pemandangan, tapi ternyata dia iseng mengambil fotoku dari belakang yang ternyata tanpa kusadari ada sepasang muda-mudi yang duduk di sampingku dengan mesranya. Hufh! Tanpa peduli ada seonggok jomblo yang duduk sendirian di samping mereka. Kalo tau gitu, pengen tak timpuk rasanya. Tapi berhubung mata dan hatiku ini terbuat dari campuran baja dan semen asli Indonesia, jadi tetep kuat kokoh tak tertandingi.Hahhaaa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar